Jumat, 21 November 2014

pengertian Psikolinguistik



PSIKOLINGUISTIK

Secara etimologi kata Psikolinguistik terbentuk dari kata Psikologi dan kata linguistic, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dasn metode yang berlainan. Namun keduanya sama-sama meniliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materialnya berbeda, linguistic mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya juga berbeda.

Meskipun cara dan tujuannya berbeda, tetapi banyak juga bagian-bagian objeknya yang di kaji dengan cara yang sama dan dengan tujuan yang sama tetapi dengan teori yang berlainan. Hasil kajian kedua disiplin inipun banyak yang sama, meskipun tidak sedikit yang berlainan. Oleh karena itulah, telah lama di rasakan perlu adanya kerja sama di antara kedua disiplin ini untuk mengkaji dan hakikat bahasa. Dengan kerjasama kedua disiplin ilmu itu di harapkan akan di peroleh hasil kajian yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

Pada awalnya kerjasama antara kedua disiplin ilmu itu di sebut linguistic Psychology dan ada juga yang menyebutnya psychology of  language. Kemudian sebagai hasil kerjasama yang lebih baik, terarah dan sistematis diantara kedua ilmu itu, lahirlah satu disiplin ilmu baru yang di sebut psikolinguistik, sebagai ilmu antar disiplin antara psikologi dan linguistic. Istilah psikolinguistik itu sendiri baru lahir tahun 1954, yakni tahun terbitnya buku Psycholinguistics: A survey of theory and research problems yang di sunting oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, di Bloomington, amerika Serikat.

Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yng di dengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu di peroleh oleh manusia (Slobin, 1974; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973). Maka secara teoretis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistic bisa di terima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaiman struktur ini di peroleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. Dalan prakteknya psikolinguistik mencoba menerapkan pengetahuan linguistic dan psikologi pada masalah-masalah seperti pengjaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dank emultibahasaan, penyakit bertutur seperti Afasia, gagap, dan sebagainya; serta masalah-masalah social lain yang menyangkut bahasa, dan pembangunan nusa dan bangsa.

kerjasama antara psikologi dan linguistic setelah beberapa lama berlangsung tampaknya bellum cukup untuk dapat menerangkan hakikat bahasa seperti tercermin dalam definisi di atas. bantuan dari ilmu-ilmu lain sangat di perlukan, seperti neurofisiologi, neuropsikologis, neurolinguistik, dan sebagainya. Maka meskipun di gunakan istilah psikolinguistik, bukan berate hanya kedua bidang ilmu itu saja yang di terapkan, tetapi juga hasil penelitian dari ilmu-ilmu lain pun di manfaatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar